Cemburu Menyapaku

lama-lama aku bosan..
menatapmu.. melihatmu bercengkerama mesra dengan bunga-bunga..
sungguh ku lihat memang cantik mereka..
lalu kutatap cermin.. melihat siapa diriku..
ku tak secantik mereka pantaslah kamu tak menatapku.. melihatku..
ku tak pantas cemburu..
karena ku bukanlah siapa-siapa dirimu..
namun salahkah bila kucemburu..
cemburu.. ini rasa yang wajar ato memang aku yang tak wajar??
lalu ku bersenandung..
kau bukan siapa-siapa saja suka tebar mesra dengan bunga-bunga..
bagaimana kelak bila Allah kenankan kita bersama..
apakah hatiku harus terbuat dari baja??
padahal yang kubisa hanya diam dan hanya air mata yang setia menemaniku..
kau bilang takut fitnah..
namun kenapa mesra kata-kata kau sirat kepada mereka..
kucoba belajar menyaring setiap kata-kata..
namun kenapa hanya aku yang terdikte..
benar aku adalah wanita dan engkau lelaki..
tak mungkin sebuah cangkir berbagi dengan beberapa teko..
namun teko mampu berbagi dengan bberapa cangkir..
itulah ibarat diriku dan dirimu..
setiap ucapan dan kata2 wanita adalah syahwat untuk para lelaki..
namun setiap kemesraan yang terucap oleh lelaki adalah harapan bagi wanita..
tolong jangan beri kami harapan bila itu hanyalah palsu..
tolong jangan lukai hati kami.. karena hati kami sangatlah rapuh..
tolong cukuplah kepada satu saja kau tebar mesra.. yaitu istrimu..
jangan lagi sentuh hati kami bila kamu memang tak mampu menjaga'y..