Pages

My Profil

Foto saya
#Apabila Allah memanggilku ambilah aku dalam keadaan Khusnul Khotimah (baik di akhir) dan sempatkanlah aku mengucapkan kalimat "LA ILAHA ILLALLAH"#

Entri Populer

Rabu, 11 Juli 2012

“Memaafkan itu indah… tetapi meminta maaf itu lebih indah”



Seorang dokter di Amerika, Gerald Jampolsky bahkan mendirikan sebuah pusat penyembuhan terkemuka dengan menggunakan satu metode tunggal, yaitu rela memaafkan. Upaya ini dilatarbelakangi pengetahuannya bahwa sebagian besar masalah yang kita hadapi dalam hidup bersumber dari ketidakmampuan kita untuk memaafkan orang lain.

Merenungi makna subhanallah, kita tahu bahwa hanya Allah Swt yang Maha Suci, sementara manusia adalah tempat salah dan alpa. Seorang bijak pernah berkata, kesempurnaan manusia adalah dengan ketidaksempurnaannya. Berkaitan dengan memaafkan,
Allah Swt berfirman dalam Qur’an Surat Ali Imran ayat 134: “... dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang”. Dengan demikian, Allah Swt menyukai orang-orang yang menahan amarah dan memaafkan orang lain.


Memaafkan, bukan hanya merupakan sikap yang mulia sesuai dengan pesan Nabi Muhammad Saw, tapi juga baik bagi kesehatan dan memberikan ketenangan pada jiwa. Hidup kita mudah-mudahan akan berjalan dengan lebih baik karena kita tidak disibukkan dengan perasaan kecewa dan sakit hati atas perbuatan orang lain. Seperti yang dicontohkan Nabi, memaafkan seseorang tidak akan menurunkan derajat orang yang memaafkan di mata orang yang melakukan kesalahan. Memaafkan, baik bagi orang lain, terutama juga baik bagi diri sendiri.

Banyak orang yang sadar bahwa sebenarnya penyakit yang dia rasakan itu bukan bersumber dari siapa-siapa, melainkan dirinya sendiri. Lebih tepatnya lagi, bersumber dari hatinya.
Mengapa hati? Karena di situlah tersimpan berbagai macam rahasia manusia. Rasulullah saw pun pernah mengatakan, “Di dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Jika baik, maka baik seluruh tubuh. Jika rusak, maka rusak seluruh tubuh. Itu adalah hati.”

datangnya kebencian di dalam hati adalah dari rasa sakit hati. Saat orang berbuat jahat kepada kita, ada dorongan yang sangat kuat untuk tidak bisa menerima perlakuan orang tersebut, dan berakibat timbulnya rasa sakit hati di dalam diri. Tanpa sadar, rasa sakit hati itu  terus menerus menjelma menjadi rasa marah yang tidak ada ujungnya.

Bagi mereka yang mempunyai keluhuran akhlak, mereka bukan hanya mampu memaafkan kesalahan orang lain, melainkan juga membalas kejahatan yang diterimanya dengan kebaikan yang tak pernah dibayangkan oleh sang pelaku. Allah Swt berjanji bahwa yang demikian itu justru akan membuat tali silaturahim makin kencang. “Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang berada di antaramu ada permusuhan, seolah-olah telah menjadi sahabat yang sangat setia.” (QS. Fushilat [41]: 34)

Maaf, sebuah kata yang terkadang sulit untuk diucapkan dan dilakukan. Sesungguhnya kesalahan adalah suatu hal yang tidak mungkin lepas dari diri manusia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Setiap manusia memiliki kesalahan (dan) yang paling baik di antara mereka adalah yang bertaubat.” (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Memaafkan memang bukan suatu hal yang mutlak untuk dilakukan karena tidak setiap kesalahan harus dimaafkan terutama bila berkaitan dengan pelanggaran hak-hak Allah Subhanahu wa Ta’ala atau syari’at Islam. Namun di luar kesalahan tersebut, apa yang harus kita lakukan ketika orang yang menyakiti kita meminta maaf? Akankah memaafkannya atau tetap dalam kemarahan kita?

Tetapi orang yang bersabar dan mema’afkan, Sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.” (QS. Asy-Syuura:43)

“Dan jika kamu memaafkan, itu lebih dekat kepada taqwa.” (QS. Al-Baqarah [2]: 237)

Ingatlah bahwa Allah menjanjikan ampunan bagi orang-orang yang memiliki hati yang lapang. Ampunan bagi mereka yang memiliki kasih sayang dan bermurah hati untuk memaafkan kesalahan saudaranya.

“Dan hendaklah mereka mema’afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS. An-Nuur:22)

Rasulullah pun pernah berkata, “Seseorang tidak dikatakan kuat karena dapat membanting lawan-lawannya. Tapi orang yang kuat adalah ia yang mampu menahan emosinya pada saat marah.” (HR. Bukhari)

saat kita memaafkan orang lain, sebetulnya kita tidak melakukannya untuk orang lain, melainkan untuk diri kita sendiri. Banyak yang berpikir, saat kita memberikan maaf terhadap orang yang sudah menyakiti atau menzhalimi kita, maka seolah-olah kita kalah tanpa perlawanan. Padahal, saat kita memberikan maaf, disitu lah kemenangan yang kita dapatkan karena berhasil mengundang rasa tenang masuk ke dalam diri dan mengalahkan ego yang bisa merusak kesehatan tubuh, baik jasmani maupun rohani.

Sesungguhnya balasan bagi orang yang memaafkan dengan ikhlas adalah pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman yang artinya

“Maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah.” (QS. Asy-Syuuraa:40)

Dalam Surat Ar-Ra’d ayat 22-23 Allah berfirman bahwa balasan bagi orang yang sabar adalah surga, sedangkan berlapang dada adalah bagian dari kesabaran.Ingat bahwa Allah mencintai orang yang pemaaf.

“Maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Maa’idah:13)

Ketahuilah bahwa balasan bagi sifat pemaaf adalah kemuliaan.

Allah tidak menambahkan apa pun kepada hamba-nya yang pemaaf kecuali kemuliaan, dan tidak ada balasan bagi seorang yang tawadhu’ kepada Allah kecuali Allah mengangkat (derajat)nya.” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim)

Renungkanlah kebaikan-kebaikan yang telah diberikan kepada kita dan janganlah mengingat kesalahannya. Seandainya tidak ada satu pun kebaikan pada dirinya, ingatlah bahwa tidak ada manusia yang sempurna selain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

Maaf bukanlah paksaan yang tidak akan terlahir kecuali dari hati yang tulus dan tidak akan berbuah pahala kecuali bagi hati yang ikhlash. Wallahu Ta’ala a’lam.

Kalau Allah Swt saja, Tuhan seluruh penguasa alam semesta, bisa memaafkan hamba-hambaNya yang berbuat salah dan durhaka kepadaNya, masa kita ga bisa memaafkan kesalahan orang lain??
===================================================
Salam santun.ku Tuk Sahabat2 dan Saudara2 ku ..
yang selalu mengingatkan ku dalam hal kebaikan, kesabaran dan keikhlasan..
tuk saling memaafkan walaupun kita telah disakiti berkali-kali..
tetap TERSENYUM dan tetap SEMANGAT..
semoga bermanfaat..

Jazakumullah Khairan Katsiran.. ^_^
separador

0 comments:

Posting Komentar

Search

Translate

Followers